Menurut laporan baru dari Future Market Insights (FMI), jumlah e-Paspor dengan teknologi biometrik terintegrasi diperkirakan akan meningkat sebanyak 18 persen pada 2019. Menurut FMI pertumbuhan pasar biometrik sedang didorong oleh protokol yang dilaksanakan oleh ICAO, ACI, IATA, dan badan pengatur lainnya untuk meningkatkan keamanan perbatasan, serta bandara yang memanfaatkan biometrik dan teknologi lainnya. Harga e-Paspor yang relatif tinggi dan kurangnya infrastruktur di beberapa pasar merupakan hambatan utama untuk pertumbuhan.
Pengenalan fungsi read-write dalam format struktur data lokal 2 (LDS2) ICAO telah mendorong konsep baru untuk pengumpulan dan penggunaan informasi penumpang. FMI menjelaskan dengan adanya paspor palsu dan pencurian paspor yang meningkat, paspor membutuhkan sistem keamanan yang lebih kuat. Adanya penggunaan biometrik e-Paspor diharapkan juga akan mempercepat proses penyaringan bandara.
Hadirnya paspor biometrik membantu proses pengunjung dari beberapa negara non-UE untuk menggunakan pemeriksaan pengenalan wajah dengan e-Paspor di bandara-bandara negara Inggris. Hal ini dikarenakan semenjak keluarnya pemerintahan Inggris dari EU, antrian bandara menjadi lebih panjang karena adanya perubahan birokrasi dan administrasi. Eropa diperkirakan akan memimpin pasar pada 2019, tetapi pasar di Asia Timur akan tumbuh lebih cepat daripada di daerah lain. Total pasar paspor diperkirakan akan tumbuh pada 22,1 persen CAGR dari 2018 hingga 2028, menjadi lebih dari $ 19,5 miliar.
PT ASLI RI sebagai jasa penyedia layanan biometrik di Indonesia, menawarkan pelayanan biometrik yang terpercaya, menyediakan beberapa macam inovasi solusi biometrik software dan hardware seperti sidik jari, wajah, iris, suara, telapak tangan, hingga kecocokan jejak kaki. Berbagai produk dari PT ASLI RI telah digunakan oleh instansi pemerintah maupun swasta yang berskala nasional. Tertarik untuk mendapatkan layanan biometrik yang terpercaya? Segera hubungi kami sekarang juga.