Biometrik menawarkan berbagai macam teknik yang dapat digunakan pada sektor yang berbeda-beda, mulai dari keamanan Negara hingga kenyamanan individu.
Teknologi ini biasa digunakan dalam sektor identifikasi forensik, manajemen identitas, serta kontrol akses biometrik baik di lembaga swasta maupun publik. Efektivitas teknologi ini terkait erat dengan penggunaan pemrosesan data. Data disimpan dalam file untuk memungkinkan identifikasi yang cepat dan andal, yang dapat menjamin kenyamanan dan keamanan.
Teknik yang paling dikenal mencakup sidik jari, pengenalan wajah, iris, telapak tangan dan pengenalan berbasis DNA. Penelitian saat ini bahkan memungkinkan adanya teknik biometrik baru, seperti bentuk telinga atau termografi wajah.
Bagaimanapun bentuk metodenya, teknik ini memiliki kesamaan dalam mengumpulkan karakteristik;
Untuk meningkatkan keamanan dan akurasi, biometrik multimodal menggabungkan beberapa sumber biometrik. Sistem biometrik multimodal biasanya memerlukan dua kredensial biometrik untuk identifikasi positif seperti wajah dan sidik jari, dan bukan hanya satu. Sistem ini mampu mengatasi keterbatasan yang biasa ditemui dalam sistem unimodal.
Tidak dapat dipastikan dengan jelas.
Biometrik merupakan solusi yang benar-benar terkait dengan tantangan yang harus dipenuhi. Dalam sistem peradilan misalnya, kenyataannya biometrik dibutuhkan untuk mengidentifikasi seorang penjahat dimana tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun meskipun harus melalui proses yang panjang dengan biaya yang mahal
Setiap hari seseorang akan berusaha mencari perlindungan untuk properti pribadi mereka dan kemudahan akses untuk menjangkaunya dengan harga yang masuk akal.
Pemerintah dan administrasi publik dihadapkan dengan beberapa masalah sekaligus seperti, mempermudah dalam melintasi perbatasan namun disaat yang sama mengendalikan imigrasi ilegal, memerangi terorisme, kejahatan dunia maya atau kecurangan pemilu, mengeluarkan dokumen yang sesuai dengan standar dan peraturan internasional baru, menjamin keamanan sistem untuk produksi, penerbitan dan pengecekan dokumen-dokumen tersebut, serta interoperabilitas data dengan batas anggaran mereka.
Pada skala ini, hanya pendekatan inovatif dengan memanfaatkan solusi dan proses teknologi yang sesuai dengan tantangan keamanan global yang dapat mengatasi masalah pemerintah secara efektif dalam hal membangun kepercayaan. .
Teknologi Biometrik: Menggabungkan Keamanan dan Kenyamanan
Aplikasi biometrik sebagian besar diperkenalkan oleh otoritas nasional karena pendaftaran biometrik dan pengelolaan jumlah data biometrik memerlukan kerangka hukum dan teknis yang diatur secara ketat.
Penegakan hukum biometrik mengacu pada aplikasi sistem biometrik yang mendukung lembaga penegak hukum. Kategori ini dapat mencakup solusi ID kriminal seperti Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis (cetak telapak tangan) (AFIS). Lembaga penegak hukum tersebut memproses, menyimpan, mencari dan mengambil, gambar sidik jari dan catatan subjek.
Today Automated Biometric Identification Systems (ABIS) dapat membuat dan menyimpan informasi biometrik yang cocok dengan template biometrik untuk wajah, jari, dan iris.
Pengenalan wajah langsung – kemampuan untuk melakukan identifikasi wajah dalam kerumunan secara real-time atau pasca-acara – juga bisa untuk keamanan dalam negeri – di kota-kota, bandara dan di perbatasan.
Aplikasi yang paling banyak digunakan hingga saat ini adalah paspor elektronik (e-paspor), terutama dengan dokumen generasi kedua yang juga dikenal sebagai paspor biometrik, dimana dua sidik jari disimpan di samping foto paspor.
Selain itu, banyak negara telah menyiapkan infrastruktur biometrik untuk mengontrol arus migrasi ke dan dari wilayah mereka.
Pemindai sidik jari dan kamera di pos perbatasan menangkap informasi yang membantu mengidentifikasi pelancong yang memasuki negara tersebut dengan cara yang lebih tepat dan dapat diandalkan. Di beberapa negara, hal yang sama berlaku di konsulat untuk permohonan visa dan pembaruan.
Pemerolehan data membutuhkan peralatan yang dapat diandalkan untuk memastikan pengambilan foto dan sidik jari yang optimal. Hal ini penting untuk ketepatan selama perbandingan dan verifikasi.
Ada dua contoh aplikasi yang terkenal:
Aplikasi lainnya adalah kartu identitas nasional, tersebar luas di negara-negara Eropa dan Timur Tengah serta di Afrika untuk ID dan program asuransi kesehatan seperti di Gabon.
Dengan kartu ID biometrik, sidik jari digunakan untuk mengkonfirmasi identitas pembawa kartu sebelum orang tersebut diberi akses ke layanan pemerintah atau perawatan kesehatan.
Di Gabon misalnya, sebelum program ini dimulai, telah dijelaskan bahwa semua sumber daya sudah harus diimplementasikan untuk menghindari program perlindungan kesehatan berubah menjadi pusat perhatian dari warga negara tetangga. Hal ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa kebaikan dari program tidak akan mengarah pada keruntuhannya melalui penggunaan secara curang.
Oleh karena itu penerima manfaat diidentifikasi secara individual sehingga akses ke perawatan dapat disediakan untuk mereka. Telah diputuskan bahwa identifikasi pihak yang diasuransikan akan menjadi subjektif dengan penerapan nomor asuransi kesehatan perorangan Gabon. Data sipil, foto pemegang dan dua sidik jari didigitalkan dalam mikroprosesor yang memastikan sandi dan perlindungan data ini.
Kartu asuransi kesehatan digunakan di rumah sakit, apotek dan klinik untuk memeriksa hak keamanan sosial sambil melindungi kerahasiaan data pribadi. Pemeriksaan dilakukan menggunakan terminal dengan sensor sidik jari.
Basis data AFIS (Automated Fingerprint Identification System) sering dihubungkan ke basis data register sipil untuk memastikan identitas dan keunikan warga negara dalam hubungannya dengan penduduk lain dengan cara yang cepat dan otomatis. Mereka dapat menggabungkan sidik jari digital, foto, dan pemindaian iris untuk keandalan yang lebih besar.
Proyek Aadhaar di India merupakan simbol pendaftaran biometrik. Sejauh ini sistem identifikasi biometrik terbesar di dunia dan landasan identifikasi dan otentikasi yang kuat di India.
Nomor Aadhaar adalah nomor identitas unik 12-digit yang dikeluarkan untuk semua penduduk India. Nomor ini didasarkan pada data biografi dan biometrik mereka (sebuah foto, sepuluh sidik jari dua pemindaian iris).
Pada Maret 2108, 1,2 miliar orang memiliki nomor Aadhaar yang mencakup lebih dari 99% populasi dewasa India. Awalnya proyek ini telah dikaitkan dengan skema subsidi publik dan tunjangan pengangguran tetapi sekarang termasuk skema pembayaran.
Menurut Menteri Keuangan Arun Jaitley dalam pidatonya pada 1 Februari 2018, Aadhaar memberikan identitas kepada setiap orang India sehingga membuat banyak layanan lebih mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini telah mengurangi korupsi, biaya pengiriman layanan publik dan perantara.
Inklusi keuangan diharapkan menjadi aplikasi kunci dari otentikasi Aadhaar dengan Aadhaar Pay, skema pembayaran baru yang diumumkan pada tahun 2017.
Biometrik juga dapat menjadi kunci untuk prinsip “satu orang, satu suara”.