Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar di berbagai sektor kehidupan. Banyaknya kemudahan yang dirasakan masyarakat saat ini, tidak lepas dari peran para peneliti yang terus mengembangkan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. Teknologi biometrik menjadi salah satu perwujudan dari adanya kemajuan teknologi yang kini telah banyak digunakan di berbagai bidang, baik swasta maupun pemerintahan.
Jika dilihat dari sejarahnya, sistem biometrik telah dikenal sejak lama oleh masyarakat. Sebelum digunakan secara digital, biometrik telah digunakan secara manual melalui tanda tangan dengan cap jempol. Setelahnya biometrik berkembang dengan menggunakan komputerisasi yang lebih efisien.
Pada era setelah perang dunia ke II penelitian militer Amerika menemukan biometrik voice recognition yang digunakan untuk mengenali suara pilot pesawat tempur pada saat itu. Kemudian Metode pengenalan sidik jari Automate Fingerprint Identification System (AFIS) untuk mengenali dan menganalisa sidik jari tanpa menggunakan sensor, ditemukan pada tahun 1960 oleh Federal Bureau of Intelligence (USA). Saat itu teknologi biometrik masih mahal dan belum digunakan oleh banyak orang. Setelah sensor biometrik ditemukan pada tahun 1999 maka peralatan biometrik menjadi murah dan mudah untuk digunakan oleh masyarakat umum, contohnya penggunaan sistem absensi sidik jari yang sering terlihat di perkantoran atau bahkan di sekolah-sekolah saat ini.
Teknologi sensor biometrik dari awal ditemukan hingga saat ini berkembang sangat pesat, dari yang semula hanya bisa dikenali dengan ciri fisik dan suara, hingga berkembang pada sensor cara berjalan, pengenalan retina mata, iris sampai pengenalan pada tingkat kecil DNA manusia. Berdasarkan fungsinya, biometrik dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu pengenalan fisik dan pengenalan kebiasan.
Pengenalan fisik yang meliputi:
Pengenalan kebiasaan yang meliputi:
Sejarah dan Perkembangan Biometrik di Indonesia
Sebagai negara berkembang, Indonesia terus meningkatkan efisien dan efektifitas kinerja pemerintah dengan menerapkan pemerintahan elektronik. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia telah meluncurkan program KTP Elektronik, dimana fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi. Selain mencantumkan identitas pada kartu, KTP Elektronik atau dikenal dengan E-KTP memuat informasi biometrik seperti sidik jari dan iris mata seseorang.
Program KTP Elektronik telah dimulai sejak tahun 2009 dengan menunjuk empat kota (Padang, Makasar, Yogyakarta, Denpasar) sebagai proyek percontohan nasional. Kemudian pada tahun 2011 pemerintah melanjutkan proyek KTP Elektronik dan membaginya dalam dua tahap yang selesai pada akhir tahun 2012. Sejak 2013 sampai sekarang perekaman data penduduk masih berlanjut hingga seluruh penduduk Indonesia wajib KTP terekam data pribadinya.
Program KTP Elektronik merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menunjang pelayanan publik dan peningkatan kepercayaan terhadap penggunaan teknologi pada pemerintahan elektronik dengan menggunakan sistem keamanan seperti sistem pemindaian biometrik. Untuk mendukung penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) terhadap program E-KTP, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK-BPPT) telah merintis Pusat Unggulan Teknologi Biometrik (Pustek Biometrik) sejak tahun 2013. Dengan adanya Pustek Biometrik maka diharapkan Indonesia mampu secara mandiri memanfaatkan teknologi identifikasi sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Sejak saat itu, teknologi biometrik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, sistem biometrik sudah banyak digunakan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk mendukung sistem kerja yang lebih praktis. Contohnya adalah mesin absensi biometrik, tanda tangan digital, sistem keamanan berbasis biometrik yang sudah digunakan di berbagai kantor dan instansi, baik swasta maupun pemerintahan. Selain itu telah hadir pula platform dengan sistem verifikasi biometrik yang digunakan untuk calon nasabah pada bidang perbankan. Dengan perkembangan teknologi yang tak terbendung, sistem biometrik bahkan telah merambah pada sistem keamanan telepon genggam dan akan terus berkembang mengikuti kebutuhan manusia.