“Biometrik untuk KYC menjadi situasi yang menguntungkan bagi stakeholder – bank, institusi finansial, pelanggan dan pemerintah. Hal ini tidak berlebihan jika dikatakan menjadi kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah dalam sektor finansial di India.”
Dalam beberapa tahun, pemerintah telah bekerja dalam mewujudkan transparansi serta akuntabilitas proses transaksi finansial. Know Your Customer (KYC) merupakan hal terpenting dalam proses peraturan penyelidikan. Sebelum memulai aktivitas bisnis dengan pelanggan, institusi finansial wajib melakukan proses pengaturan penyelidikan, dimana informasi yang dikumpulkan haruslah lengkap dan telah diverifikasi oleh lembaga keuangan. Dengan proses ini, lembaga keuangan memverifikasi identitas pelanggan, melindungi mereka dari penipuan finansial yang disebabkan karena adanya pencurian identitas, pencucian uang, penghindaran pajak dan beberapa modus transaksi keuangan ilegal yang ada.
Dokumen tradisional berbasis kertas masih meninggalkan celah dalam proses KYC yang pada akhirnya dapat menggagalkan seluruh tujuan. Kurangnya mekanisme KYC yang kuat menyebabkan sebagian besar transaksi keuangan ilegal di dunia terjadi. Sebagai contoh, pinjaman yang dicairkan dengan menggunakan dokumen identitas palsu dapat digunakan sebagai pembiayaan teror atau dana pembuatan perusahaan boneka. Bahkan walaupun salinan digital identitas pelanggan telah disimpan oleh lembaga keuangan namun peluang bagi penyelundup siber untuk dapat mencuri dan menyalahgunakan data informasi sangatlah tinggi. Sehingga dibutuhkan cara yang tak tertembus untuk mengumpulkan data identifikasi pelanggan.
Mengapa identifikasi biometrik diwajibkan untuk KYC (Know Your Customer) di Digital India?
Informasi biometrik seperti sidik jari, pemindaian iris mata, pengenalan wajah dan suara membantu dalam menangkap detail identifikasi unik yang berkaitan dengan seseorang. Tidak ada individu yang memiliki biometrik sama, sehingga KYC dengan sistem ini tidak memungkinkan adanya kesalahan dalam pengenalan pelanggan. Ketika informasi biometrik ditangkap melalui sistem identifikasi digital seperti AADHR maka pembagian informasi serta verifikasi dalam lembaga keuangan akan lebih mudah dan efisien. Bank dan lembaga memiliki keharusan dalam mengumpulkan dan menyimpan rincian pribadi dari pelanggan dan bertanggung jawab dalam menjaga informasi yang mereka kumpulkan. Adanya penyalahgunaan informasi tidak hanya membuat bisnis bertanggung jawab dengan hukuman yang akan diterima namun hal ini juga dapat merusak nama perusahaan. Maka dari itu, kesalahan yang tidak diinginkan dapat berbahaya bagi bisnis perusahaan dan pelanggan. Secara teori detail, biometrik tidak dapat ditiru atau disalin, lapisan enkripsi yang ditambahkan semakin menghilangkan kemungkinan adanya penggunaan data secara ilegal oleh penyusup. Penggunaan pengaturan identifikasi biometrik dalam verifikasi identitas telah terbukti memberikan keamanan, efisiensi dan kenyamanan bagi organisasi sehingga memenuhi regulasi pemerintah dalam melindungi informasi pribadi.
Dengan informasi biometrik, regulator dan lembaga keuangan dapat melacak seluruh rekam jejak transaksi individual tanpa adanya kesalahan. Dengan menangkap detail biometrik, lembaga dapat memastikan keaslian informasi pelanggan sebelum dimulainya kerjasama finansial. Dengan kredibilitas KYC biometrik, lembaga keuangan dapat mengevaluasi profil keuangan dan kredit individu dengan lebih baik sehingga lembaga lebih terbuka dalam memberi pinjaman kepada mereka yang berhasil melewati keseluruhan proses. Sehingga bisnis pinjaman akan melihat likuiditas lebih banyak tanpa harus merasa khawatir. Biometrik untuk KYC menjadi situasi yang menguntungkan bagi stakeholder – bank, institusi finansial, pelanggan dan pemerintah. Hal ini tidak berlebihan jika dikatakan menjadi kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah dalam sektor finansial di India.